Apa Yang Kau Tanam itu Yang Kau Panen
Pendidikan kepribadian seperti mengukir di atas batu, dari yang sangat sederhana berupa kata, selalu terngiang di telinga, dari sebuah sikap yang sering diulang ulang akan menjadi kebiasaan, kata kata yang lembut melahirkan sentuhan hati yang membuat orang menggunakan perasaan.
Pembentukan sikap anak adalah sesuatu yang sangat penting, sehingga saat dewasa mereka menyadari dan mengerti kebiasaan yang sering dilakukan dalam keluarga. Kebiasaan baik akan menjadi kepribadian anak ketika jauh dari orang tua.
Maka jangan pernah berharap anak akan mengerti pada orang tua ketika orang tua tidak pernah mengajarkan contoh bagaimana cara mengerti pada orang lain. Ucapan, kata dan intonasi suara memberi makna pada seorang anak. Ucapan terima kasih dan mohon maaf, mungkin sangat sederhana dan biasa, namun jika tidak pernah diajarkan dan dibiasakan akan
Pepatah jawa mengatakan, ngunduh wohing pekerti yang berarti memetik hasil perbuatan. Yang kita tanam itu yang kita panen. Maka berbahagialah anda yang telah mengajarkan cinta dalam kehidupan anak anak kita, karena mereka akan memiliki kasih sayang dan kepedulian pada orang tua dan orang yang berarti dalam kehidupannya.
Orang Tua Hanya Pengen Di Mengerti
Mendesain anak yang menjadi trend sekarang membahayakan anak jika desain yang dibangun salah. Islam memberikan pelajaran yang sangat sederhana dalam ngurus anak, yaituu dengan akhlaq. Akhlaq lahir dari kebiasaan baik yang dilakukan setiap hari hingga mereka Dewasa. Kesuksesan membentuk pribadi anak yang memiliki kejujuran, keberanian, disiplin dan bertanggung jawab melahirkan kecerdasan intelektual dan emosional. Kalau anak memiliki kecerdasan intelektual dan emosional dengan baik pasti mereka akan memiliki pekerjaan yang mapan dan kehidupan yang mapan pula.
Ketika mereka sudah besar dan sukses karena pendidikan yang kita lakukan, apa yang diharapkan orang tua ? jawabnya hanya satu “Pengen Di Mengerti” Mengerti adalah telah dapat menangkap/tahu dan memahami apa yang mesti harus dilakukan. Orang yang mengerti akan tau apa yang mesti harus dilakukan, memahami bagaimana cara melakukan untuk orang memberikan berarti dalam kehidupannya
Orang nengerti tidak perlu diingatkan atau diminta dia sudah tahu, orang yang mengerti malakukam dengan setulus hati, orang yang mengerti melakukan dengan dengan cinta, orang yang mengerti rela mengeluarkan uang yang dimiliki tanpa beban dan imbalan, Orang yang mengerti kebaikan adalah sebuah kewajiban dan orang yang mengerti pengabdian yang dilalukan hanya untuk mendapatkan ridlo Allah.
Kamu Tidak Akan Mampu Membalas Kebaikan Seseorang Yang Sepadan
Perjalan hidup memang selalu ada perjuangan. Maka setiap orang pasti memiliki cerita hidup yang penuh kenangan. Saat anda sukses dan kaya, mungkin ada sering lupa bagaimana anda berproses, namun anda tidak akan pernah lupa siapa yang berjasa hingga membuatmu sukses dan kaya.
Bahasa sukses dan kaya mungkin samgat sekuler, namun begitulah dunia ini memberikan lebel pada orang yang memiliki kemapanan ekonomi dan kedudukan, walau keduanya sering tidak simetris dengan akhlaq yang digariskan oleh Agama. Namun dalam hal ini kami perlu sampaikan bahwa, saat seseorang sukses dia tidak akan mampu membalas kebaikan orang yang telah mengantarkan atau membantu kesuksesan anda !!
Maka untuk mengembalikan jasa orang baik tersebut anda harus banyak bersyukur, banyak berbuat baik, banyak beramal dan berusaha membantu orang lain untuk sukses. Kesuksesan datangnya dari Allah, maka jangan pernah lupa terhadap perintah Allah yang diberikan kepada umatnya.
Jika anda berfikir matematis terhadap balas budi yang dilakukan orang terhadapmu, terlalu banyak indikator yang mesti harus disajikan, maka kembalikan saja kepada Allah dengan amal soleh. Dihadapan manusia akan berarti dihadapan Allah akan mendapatkan padaha.
Hidup sangat singkat, matematika dunia sangat jauh dengan kalkulasi akherat dalam urusan waktu. Maka menanam yang baik akan membuat pundi pundi amal baik kita untuk kehidupan akherat akan semakin banyak.
Jangan pernah berhenti Berbuat baik, karena hanya kebaikan yang akan menolong kita besok di hari akhir.
Penulis
HM. BASORI, M.Si
Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy
Belum ada komentar