Ribuan Pengurus, Kader dan warga NU tumplek di Stadion Berbek Nganjuk, untuk melaksanakan Doa Bersama demi Kesamatan Bangsa dan Negara. Sejak dulu hanya NU yang melaksanakan ikhtiar batin sebagai bentuk riyadloh. Riyadhah adalah latihan spiritual yang melibatkan aktivitas-aktivitas khusus yang bertujuan untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan. Riyadloh mencakup berbagai amalan seperti shalat, puasa sunnah, membaca Al-Quran, dzikir, dan berbagai perbuatan baik lainnya
Doa bersama sebagai bagian dari riyadloh adalah usaha mendekatkan diri pada Allah agar menjauhkan diri dari godaan hawa nafsu, rayuan setan dan hal negatif yang lainnya. Doa bersama juga usaha memohon ampun kepada Allah agar hidup kita selalu dalam kebahagian di dunia dan akherat.
Disamping tradisi Riyadloh, NU mengembangkan gerakan Ri’ayatul Ummah. Ri’ayatul Ummah adalah usaha membimbing umat dalam amaliah ibadah kepada Allah, pendidikan, solidaritas sosial dan membersamai masyarakat ditingkat bawah. Ri’ayatul Ummah merupakan gerakan mengokohkan ukhuwah Nahdliyah yang sudah di bangun oleh para masyayih pendiri NU.
Kalau kita teliti dari sejarah perjalanan NU, kebesaran NU merupakan hasil dari dinamika tradisional yang terdapat pada jamaah, yakni yang telah lama ditekuni oleh kiai-kiai NU selama ini. Secara tradisi, dinamika tradisional itu diturunkan atau diwariskan, dari guru ke murid. Maka ketaatan dan tawadluk warga NU pada kyai dan ulama merupakan harga mati.
Gerakan Riyadloh dan Ri’ayatul Umah adalah manifestasi tuntunan kyai dan masyayih NU dalam membangun umat menuju umat yang rahmatan lil alamin. Maka hanya di Indonesia gerakan Riyadloh dan Ri’ayatul Umah sebagai upaya untuk menciptakan keselamatan, ketenteraman, perdamaian dan kesejahteraan dilakukan.
Taat dan patuh pada ulama adalah harga mati, karena Ulama sebagai penerus para Nabi memiliki peran penting dalam menjaga Islam. Sebuah bencana yang besar apabila orang sudah tidak menghiraukan atau mendengar lagi dengan apa yang telah disampaikan oleh ulama.
Tiga hal yang akan menimpa manusia sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis, jika tidak menghiraukan fatwa Ulama dan tuntunan ulama yaitu, hilangnya keberkahan Rizqi, diangkatnya penguasa yang zalim, dan meninggal dunia dalam keadaan tidak beriman.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW, Sesungguhnya Allah telah bersabda “Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka sesungguhnya Aku menyatakan perang terhadapnya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada- Ku dengan suatu (perbuatan) yang Aku sukai, seperti bila ia melakukan yang fardhu yang Aku perintahkan kepadanya.
Begitu pentingnya kita taat dan berusaha memuliakan ulama dan kyai, maka jangan pernah kita berpaling dan ingkar terhadap apa yang telah diperintahkan.
Kita semua berharap semoga ikhtiar PC NU Nganjuk dalam melakukan Doa Bersama demi Keselamatan Bangsa dan Negara akan membawa kedamaian bagi Rakyat Nganjuk dalam menghadapi Pilkada 2024. Hajat seluruh warga NU Nganjuk untuk memiliki pemimpin ( Bupati ) dari kader NU dikabulkan oleh Allah. Amin Ya Robbal Alamin
Penulis
HM. BASORI, M.Si
Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy
Belum ada komentar