Beberapa berita yang menjadi trending topik di media massa maupun medsos bersinggungan dengan Pondok pesantren dan NU. Sebuah realita yang harus menjadi pelajaran berharga bagi NU di sela Hari Santri Nasional Tahun 2025.
NU memang menjadi bagian penting dan strategis di negeri ini, hal tersebut dapat kita lihat bagaimana hampir seluruh akses kekuasaan dan kemasyarakatan kader NU ada di sana. Kondisi ini adalah realisasi gagasan besar yang pernah disampaikan Gus Dur jauh sebelum kader NU secara personal menjadi bagian dari kekuasaan.
Eksistensi dan kekuatan NU dalam sejarah Indonesia memang tidak terbantahkan, mulai dari zaman penjajahan sampai sekarang. Secara kwantitas, NU selalu menjadi penentu proses politik yang terjadi baik di lokal, regional bahkan nasional.
Secara kualitas dan soliditas, kyai, santri dan pondok pesantren adalah sebuah potensi sumber daya manusia yang tidak dimiliki oleh organisasi lain.
Seluruh pondok pesantren salaf, para masyayih pendirinya hampir semua memiliki ikatan emosional dengan NU. Maka ketika berbicara NU tidak bisa lepas dengan Pondok Pesantren.
Kebesaran, keelokan dan posisi strategis NU selalu menarik bagi media massa untuk meliput, memberitakan dan bahkan menggoreng jika mungkin dipesan oleh orang yang tidak suka dengan NU. Bagi kader, pengurus dan para kyai sudah sangat faham bagaimana media massa menggoreng NU dan Pondok Pesantren
Maka frame media kepada NU sekarang ini adalah salah satu pelajaran berharga bagi warga NU sebagai pendidikan tentang Tehnologi Informasi dan konsolidasi umat. Orang NU diseluruh Indonesia maupun yang di luar negeri pegang HP, memantau perkembangan Masalah Trans 7 setiap detik.
Kasus Trans 7 menumbuhkan kepedulian, solidaritas dan kekompakan warga NU semakin kuat, karena pilar penting penyangga NU lagi di usik. Santri Kyai dan pondok pesantren bersatu membela kyai dan pondok pesantren.
Kasus Trans 7 memberikan sosialisasi dan pembelajaran tehnologi infomasi kepada warga NU secara gratis. Jika dilakukan secara resmi akan menghabiskan anggaran yang sangat besar.
Kasus Trans 7 membuat Warga NU semakin cerdas dalam menyikapi setiap berita dan bagaimana mengantisipasinya. Dari kasus tersebut karena akhirnya warga NU tahu mana berita sungguhan, mana berita basa basi bahkan mana berita yang benar benar hoax.
Kyai, Santri dan pondok pesantren se Indonesia sudah satu barisan menjaga Marwah Kyai dan Pondok Pesantren adalah harga Mati.
Loyalitas tanpa batas tidak akan tergoyahkan walau Trans 7 menyebarkan Save Trans 7. Yang dilakukan warga NU, Kyai dan pondok pesantren pasti akan mempengaruhi gurita bisnis Trans Corp yang memiliki banyak perusahaan.
Menurut para ahli, "perang media massa" dipandang sebagai pertarungan ide dan kepentingan yang dimainkan melalui media untuk memengaruhi opini publik dan membentuk persepsi masyarakat.
Media massa tidak netral karena digunakan sebagai alat propaganda atau pencitraan untuk kepentingan tertentu, seperti politik atau ekonomi, dan dapat memperkeruh situasi konflik jika hanya menyajikan narasi yang sensasional tanpa konteks mendalam.
Dari teori di atas seluruh warga NU dan Pondok Pesantren se Indonesia sudah mempraktikkan sehingga kekuatan dan kekompakan warga Nahdliyin semakin mantap.
Ketika orang lain berbicara etika dan sopan santun untuk dirinya sendiri, warga NU dan Pondok pesantren hanya melihat dan membiarkan.
Kenapa ketika warga NU dan pondok pesantren memberikan penjelasan dan pembelaan terhadap ujaran kebencian mereka mengatakan egois dan fanatik personal ?
Masalah Trans 7 dengan kyai dan pondok pesantren adalah masalah serius yang sistematis, maka harus menjadi pembelajaran kepada semua Steakholder agar kejadian serupa ke depan tidak terjadi lagi.
Penulis
HM. BASORI, M.Si
Belum ada komentar