Tanpa kita sadari perjalanan hidup begitu cepat, hingga kita lupa apakah yang kita jalani berpotensi membawa kita ke surga atau tidak ? Begitulah situasi hati dan fikiran kita yang selalu hadir dan menyapa ketika sepi atau merenung.
Atas nama kesibukan seseorang menghabiskan waktu dengan pekerjaannya hingga kadang lupa teman saudara bahkan orang tua. Kadang merasa benar atas apa yang dilakukan karena bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Padahal sebenarnya di dalam waktu dan diri kita ada hak orang lain. Orang tua memiliki hak atas anaknya ketika tua dan butuh perhatian. Orang tua memiliki hak atas perhatian anak yang telah dibesarkan dengan penuh perjuangan. Saudara memiliki hak atas silaturahmi walau hanya sebatas menanyakan kabar baiknya.
Sebagai anak belajarlah mengingat bagaimana orang tua berjuang atas waktu dan harta benda untuk menjadikan seorang anak yang sukses. Anak sering lupa atas perjuangan orang tua karena dia merasa dan memiliki sikap egois dalam hatinya.
Padahal seorang anak harus ingat, kamu bukan siapa siapa pada saat itu tanpa perjuangan orang tua. Anak tidak akan bisa membalas hutang budi sepadan dengan apa yang diberikan oleh orang tua.
Maka belajarlah mengerti bahwa orang tua butuh teman dan sahabat untuk cerita dan sesuatu yang mungkin dibutuhkan ketika dalam keterbatasan.
Jangan pernah merasa bangga karena sukses dalam hidup, sebelum kamu bisa menjadi bagian penting bagi orang tuamu ketika mereka membutuhkan perhatian. Orang tua tidak pernah minta uangmu, tetapi kamu harus sadar jika dalam rizqi mu ada halnya.
Jangan menunggu kaya untuk membahagiakan orang tua, karena orang tua mengerti kalau kamu sudah memiliki Tanggungjawab. Luangkan waktu secara serius kepadanya, karena semua yang anda lakukan akan tidak berarti ketika orang tuanya sedih karena menunggu kehadiranmu.
Birrul Walidain ( berbakti pada orang tua ) adalah jalan tol seorang anak menuju ke surga. Rahasia berbakti kepada orang tua adalah memelihara ketaatan, kehormatan, dan kebaikan dalam perkataan dan perbuatan, karena keridhaan Allah ada pada keridhaan orang tua.
Wujud baktinya antara lain adalah bersikap lembut dan sopan, memenuhi kebutuhan mereka, mendoakan, membantu pekerjaan rumah, serta membahagiakan mereka agar mendapat ridha dan pahala besar dari Tuhan.
Sebagaimana Sabda Rosulullah SAW, “Maka kepada keduanya, hendaklah engkau Berjihat ( berbakti )” ( HR Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai dan Ibnu Majah ). Keutamaan berbakti kepada orang tua lebih utama daripada jihad fisabilillah karena berbakti adalah kewajiban setiap orang, sementara jihad bisa menjadi fardhu kifayah (kewajiban kolektif.
Jangan mengejar gengsi, glamor dan hedonis dalam hidup dengan meniru selebriti dan orang berduit, sementara orang tuamu sendiri dalam penderitaan. Hidup boleh mengikuti zaman yang modern, tetapi bagaimana menjadi anak yang soleh dan berbakti pada orang tua adalah prioritas nomer satu.
Sebelum tua, belajarlah memahami orang tua dengan baik, agar ketika kamu tua kamu akan dirawat oleh anakmu dengan baik. Hukum sebab akibat berlaku di dunia. Jangan pernah berharap memanen jika kamu tidak pernah menanam.
Semoga catatan sederhana, semoga menggugah hati yang lupa untuk berbakti pada orang tua karena lebih mementingkan Gaya !!
Penulis
HM. BASORI, M.Si
Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy
Belum ada komentar