Ketika rakyat meminta Lembaga DPR-RI untuk dibubarkan, ada sebuah pikiran yang membuat hati tersenyum. Sebagai mantan anggota DPRD sebenarnya ada benarnya, namun bagaimanapun lembaga DPR entah itu pusat atau daerah sama sama dibutuhkan. 

Sebagai negara demokrasi, prinsip Dari Rakyat Oleh Rakyat Untuk Rakyat butuh sebuah lembaga perwakilan yang kalau di Indonesia disebut dengan DPR dan DPRD. 

Manifestasi wakil rakyat adalah perwujudan nyata dari peran dan amanah yang diemban oleh wakil rakyat, yaitu sebagai perwakilan aspirasi dan kepentingan rakyat dalam pemerintahan. 

Ini tercermin dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya secara konsisten, integritas, dan dedikasi demi kebaikan bersama, serta kemampuan untuk membawa perubahan positif dan menjaga kepercayaan publik. 

Semua yang ideal dan normatif tersebut ternyata dalam prakteknya mengalami banyak godaan yang bisa merubah karakter, integritas dan loyalitas seseorang ketika di lapangan. Berikut analisisnya : 

Anggota DPR/DPRD Ibarat Mercon Bantingan 

Dari sekian banyak anggota DPR atau DPRD ada yang seperti mercon bantingan. Mercon bantingan mestinya kalau dibanting kan bisa meledak, tapi nyatanya tidak. Artinya banyak anggota DPR / DPRD yang ternyata tidak bisa mengeluarkan gagasan, pemikiran atau solusi ketika mengikut rapat. 

Orang yang serius menjadi anggota DPRD bisa dihitung dengan jari, yang lainnya hanya diam, duduk, makan, pulang. Mereka memercayakan pekerjaan pada temannya yang memang pinter walau pendapatan nya sama

Yang Dipikir Hanya Uang Uang dan Uang

Biaya politik untuk menjadi anggota DPRD kisaran 1 Milyar sampai 2 Milyar, untuk DPR-RI lebih besar. Jika dihitung secara matematis, untuk mengembalikan modal sejumlah itu jelas tidak cukup. Maka konsentrasi anggota dprd untuk bekerja secara serius dan profesional sulit diwujudkan. 

Yang ada difikirannya hanya uang, uang dan uang. Beban berat terhadap biaya politik yang harus dikembalikan, membuat Perilaku menyimpang sebagai pejabat dilakukan. Karen tuntutan untuk mendapatkan uang buat nyaur utang.

Tidak Bisa Lepas Dari Memainkan Anggaran Negara / Daerah

Mekanisme perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan anggaran tidak lepas dari lembaga DPR/DPRRI. Maka seorang anggota DPR/DPRRI pasti akan bergelut dengan menata uang rakyat. 

Memang banyak peluang untuk memainkan anggaran sejak perencanaan sampai laporan, maka godaan sering datang atau bahkan dengan sengaja memainkan anggaran untuk kepenting pribadi, politik atau dengan nama lain

Menyalahgunakan Fungsi Pengawasan 

Fungsi pengawasan yang di miliki oleh DPR/DPRD juga berpotensi untuk disalah gunakan. Pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran maupun pelayanan publik memang bisa dijadikan komoditas yang menghasilkan uang. Maka sudah menjadi rahasia umum kalau anggota DPR/DPRD mendapat sesuatu dari mitra kementrian atau dinas karena bentuk sinergisitas. Karena komunikasi bukan seni suara tetapi seni rupa. 

Semua yang ada di atas adalah sebagian kecil potensi dan sisi negatif perilaku anggota DPR/DPRD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 

Sehingga jika jabatan DPR/DPRD sebuah perjalanan menuju ke surga, jalannya begitu sulit, licin dan berliku karena sepanjang jalan banyak godaan, peluang dan potensi untuk memanfaatkan tugas dan fungsi tersebut untuk kepentingan pribadi atau golongan. 

Nafsu berkuasa, nafsu serakah atau nafsu lainnya muncul karena biaya politik yang tinggi. Disisi lain rakyat juga merasa jengkel karena perilaku pejabat kita yang hidonis mengundang kekecewaan dan iri. Maka saat pemilihan kalau tidak dikasih uang tidak mau milih. 

Hidup adalah sebuah anugerah, tetapi kita lupa bagaimana caranya mensyukuri anugerah dengan benar. Sehingga ketika memiliki jabatan dan kekuasaan lupa diri, bahkan lupa kalau dunia ini sementara, besok akan ada hisab yang bersaksi jasad kita satu persatu. 

Semoga kita termasuk orang yang pandai bersyukur agar jalan kita ke surga lapang, tidak licin dan berliku, bahkan menuju surga seperti kilat. Kita bayangkan jika ke surga pakai BBM kayak di Indonesia, harganya tidak menentu, oplosan dan masih ada mafia migas yang selalu memainkan harga. Semoga bermanfaat !! 

HM Basori M.Si 

Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, and Advocasy








Komentar

    Belum ada komentar

Tinggalkan komentar