Pergulatan Pilkada hampir memasuki tahap akhir, dimana seluruh calon telah memainkan strategi mulai yang sederhana sampai yang istimewa ( bahasa kulinernya tambah telur ). Kondisi Ini sangat wajar dalam sebuah pertarungan politik, namun ternyata Pilkada yang bersamaan dengan pilihan Gubernur Ini memiliki hubungan yang sangat erat dan kuat dengan Cabup dan Cawabup di Nganjuk.

Sebagai contoh keberadaan Khofifah calon Gunernur Jawa Timur incumben. Sebagai salah satu calon dalam Pilkada Gubernur Jatim, Khofifah dianggap calon terkuat karena semua partai besar memberikan rekomendasi dan dukungan politik. Namun karena sudah merasa mendapatkan rekom lebih dulu, Khofifah kurang melakukan konsolidasi dengan perangkat partai yang mendukung hingga sampai ke bawah. Kondisi ini membuat gerakan perangkat partai masih adem ayem. Khofifah lebih mempercayai circle orang orang dekat yang selama ini sudah mendapatkan manfaat politik ketika beliau menjabat. 

Hadirnya Khofifah dalam Pilkada serentak bersama Pilkada Bupati, khususnya di Nganjuk, keberadaan Khofifah sangat memiliki dampak politik yang sangat besar. Berikut analisisnya :

  1. Khofifah adalah Ketua PP Muslimat NU, walaupun Muslimat bukan partai, namun mesin muslimat gerakannya mengalahkan mesin partai. Dalam Muslimat hanya ada Satu Kata “Pokoke Khofifah Gunernur Jatim 2024”
  2. Dukungan partai besar terhadap Khofifah otomatis memiliki dampak signifikan, karena koalisi besar partai penguasa menginginkan Khofifah jadi kembali 
  3. Bias dukungan partai dengan grassroot di bawah bisa berdampak signifikan dengan calon Bupati / Wabup yang sekarang ikut kompetisi. Artinya kedekatan personal dan emosional Khofifah dengan salah seorang Cabup Nganjuk akan mempengaruhi Elektabilitas kandidat Cabup tersebut. 
  4. Khofifah memiliki hubungan sangat istimewa dengan Bapak Taufiq mantan Bupati Nganjuk yang notabene suami Bunda Ita. Hubungan istimewa tersebut akan membubarkan peta politik Pilkada Nganjuk yang seolah olah Muslimat dan NU akan kompak dengan salah satu kandidat
  5. Gerakan massa dan alat peraga kampanye Khofifah yang banyak bersanding dengan Bunda Ita harus dipahami sebagai sebuah kemitraan strategis untuk menggaet simpati masyarakat nganjuk. Calon lain harus menghitung dengan cermat.

Khofifah efek jelas terjadi, maka buyar nya  peta politik harus menjadi perhatian semua calon. Walaupun calon Gubernur lain memiliki dukungan partai lain yang signifikan, namun Pilkada Nganjuk kedekatan Khofifah dan bunda Ita jelas akan memiliki dampak yang besar dalam mendulang suara.

Semua calon memiliki potensi menang, namun kecerdasan dan kecerdikan dalam mempengaruhi pemilih harus dilakukan dengan cermat. Karena psikhologi pemilih masih terpengaruh oleh Pemilu legislatif 2024  yang menjadikan uang sebagai tolok ukur dan indikator seseorang dalam menentukan pilihan politiknya.

Di politik tidak ada kesetiaan namun yang ada hanya kepentingan dan uang. Politik sebagai seni mengajak kepada semua calon untuk memahami dinamika politik sebagai kreasi untuk memainkan strategi menggaet masa sebanyak banyak. Maka jangan heran jika harus sowan pada seseorang yang sepertinya tidak lenting tetapi suaranya sangat berarti. 

Sebuah analisis untuk memberikan pendidikan politik agar rakyat memiliki kecerdasan dalam menentukan pilihan politik. Tidak ada maksut untuk aksi dukung mendukung calon, karena kalau masyarakat cerdas dia akan tahu siapa calon yang layak untuk dipilih. 

Penulis 

HM. BASORI, M.Si 

Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy

Komentar

    Belum ada komentar

Tinggalkan komentar