Kemuliaan Idul Fitri merupakan rangkaian dengan kemulian bulan Romadlon. Maka bagi kaum muslimin salaf memuliakan Lebaran  Idul Fitri tidak hanya sekedar bersyukur dengan berbagi zakat, infaq, shodaqoh dan makan makan. Namun lebaran Idul fitri adalah sebuah momen untuk memohon doa restu kepada sesepuh, nenek, kakek, pak lik, kyai dan masyayih. 

Para ulama salaf menganjurkan untuk ngalab barokah lebaran Idul Fitri dengan meminta doa untuk dimudahkan dalam menuntut ilmu bagi santri atau anak sekolah, dimudahkan untuk memperoleh rizqi yang halal bagi orang yang sudah bekerja, mohon doa untuk kehidupan yang bahagia dunia akherat bagi mereka yang sudah berkeluarga. 

Kemuliaan Lebaran Idul fitri juga diyakini sebagai bulan baik yang penuh barokah, maka jika hanya dipergunakan untuk hura hura, jalan jalan dan senang senang sangatlah rugi. Orang tua kita dahulu pasti mengabsen sudah ke saudara mana saja dan kyai mana saja yang sudah disowani, Hal tersebut dilakukan untuk melanjutkan tradisi mulia yang harus di pelihara.

Dunia modern dengan berbagai atribut gedget dan lainnya  telah mengalahkan tradisi ngalab barokah dan mencari pahala silaturrohmi yang sebenarnya sangat mulia.  Sebuah kondisi yang ironis sebenarnya, namun para orang tua sudah tidak mau mengarahkan anak anaknya untuk anjangsana silaturrohmi. Lebaran Idul fitri justru dibuat rekreasi, jalan atau kegiatan lain yang mestinya bisa dilakukan setelah silaturrohmi. 

Tradisi baik yang dilakukan berulang ulang dalam ilmu fiqh namanya Al Urf. Urf adalah adat kebiasaan yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi. Ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah memegang tradisi baik sebagai dasar hukum, karena subtansi kebaikannya  tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rosulullah. 

Maka siapa saja yang mungkin belum tahu, tradisi ngalab barokah dan mohon ziyadah ( tambahan ) doa kepada kyai, masyayih, orang tua atau sesepuh lainnya agar dilakukan jika perlu sering sering dilakukan agar kemudahan hidup dan keberkahan hidup dapat kita dapatkan. 

Karena sesungguhnya orang yang dekat kepada Allah, karena Ilmunya, karena tirakatnya, karena sesepuh yang sudah jauh dari maksiat itu doanya mudah dikabulkan ( Maqbul ). Namun jangan lupa jika ada kelonggaran rizqi untuk membawa gulo kopi atau sangu biar bisa amal soleh pada orang soleh yang dekat kepada Allah. 

Penulis 

HM. BASORI, M.Si 

Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy

Komentar

    Belum ada komentar

Tinggalkan komentar