Hidup dan mati memang kekuasaan Allah, itulah yang harus kita yakini agar kita sebagai manusia selalu berusaha berbuat baik untuk kebaikan kita di akherat kelak. Sebuah cerita, KH Zaenal Arifin hari Jumat pagi ngebel saya disela sela periksa di RS Wilujeng Plemahan. “Pak Bas aku bangun mushola Durung mari sampean bantu, sebagai kader dan anak buah saya bilang Insya Allah. Dia meneruskan ojo lali MI sing lagi ngadek dibantu bangunan gedunge sebab wong wong Ki semangat tenan”
Begitulah kata kata pak Arif kepadaku, sebagai kader dan sebagai guruku, pulang dari malang jam 10.00 saya menjenguk ke RS Wilujeng Plemahan Kediri. Ketika itu tidak pernah berfikir kalau kepergiannya begitu cepat. Karena ketika ditanya gimana perkembangane, beliau bilang semalam belum bisa tidur, tapi pagi udah mulai enak walau rasanya masih terasa sakit dibagian pinggang. Kondisi masih bisa bicara lantang tapi gelisah, duduk tidak enak berbaring tidak ( mosak masik )
Hari hari berikutnya perkembangannya semakin buruk bahkan harus dimasukkan ke ICU karena kondisinya drop. Sempat beredar di WA mohon ziyadah doa pak Arif semakin kritis hingga pagi ada kabar pak Arif meninggal dunia. Innalillahi Wa Inna ilaihi rojiun.
Sepenggal cerita tersebut merupakan sebuah potret bahkan seorang pejuang selalu dan akan terus berfikir perjuangan dan kebaikan. Zaenal arifin muda adalah seorang anak petani yang samgat giat bekerja. Sebagai aktifis IPNU Ngronggot pada saat itu, selesai subuhan langsung ke kebun untuk ngopeni tanaman cabe dekat sungai Brantas. Saat saya ke rumah pagi pagi untuk konsultasi pada beliau sebagai senior, ibunya bilang, “langsung paranono nang sawah bas” maka saya langsung ke sawah.
Ketika sampek di sawah sambil kerja n ngomong ngomong saya bertanya “ pak bar subuh kok wis nang sawah” beliau bilang “nek arep acara organisasi kuwi ojo sampek ninggalne penggawean ben kenek gawe sangu, Makane aku bar subuh nang sawah disik mergo ko jam 9 budal rutinan” begitu beliau menyampaikan. Begitu mulianya cara hidup beliau.
Pak Arif adalah pribadi yang sabar dan halus cara bicaranya. Alumni pondok pesantren Ringin Agung Pare ini tidak pernah marah dan selalu menjaga perkataannya. Maka selama berorganisasi banyak orang simpati dan senang. Saking baik dan semangatnya mengabdi, beliau diminta untuk menjadi ketua MWC NU Prambon dua pereode, walau hingga sekarang pereode keduanya belum berakhir.
Disamping menjadi ketua MWC NU prambon beliau juga menjadi ketua LDNU Nganjuk yang selalu mengawal pengajian rutin kitab tanbihul ghofilin. Salah satu karya beliau ketika memimpin MWC NU Prambon adalah Tersujudnya kantor NU MWC yang megah yang di dalamnya ada klinik kesehatan.
Dari pak KH Zaenal Arifin kita patut belajar :
1. Kesabaran dan kebaikan hati menjadi prasasti dimana saja, karena dua hal tersebut akan selalu dikenang oleh semua orang sampai kapanpun
2. Aktifis organisasi wajib bekerja karena dengan bekerja bisa dapat uang, uang yang di dapat bisa untuk berjuang sehingga tidak menjadi tamak dan memanfaatkan organisasi untuk kepentingan pribadi
3. Beliau adalah seorang alumni pondok pesantren yang selalu menularkan ilmu pada madrasah diniyah semenjak di Madrasah dan pondok Al Ishaqiyah Banjarsari Ngronggot
4. Pak Arif adalah tauladan pejuang NU yang istiqomah. Dengan keterbatasan selalu semangat bekerja, dengan lingkungan yang awam pelan pelan mendidik masyarakat dengan aktif ngisi pengajian dan ngaji di rumah
5. Dalam kondisi sakit masih tetap berjuang dan masih berfikir perjuangan, sebuah rahasia Allah ketika diakhir masa hidupnya selalu dalam kebaikan dan meninggal dengan indah dan tidak merepotkan
6. Pak Arif adalah senior yang terus memberikan tauladan dalam perkataan dan perbuatan. Dalam hati dan fikirannya selalu berusaha untuk memberi motivasi dan contoh. Alkisah ketika saya terpilih menjadi ketua IPNU Cabang Nganjuk beliau pesan ke Rekan Zaenal Musthofa berbek “Basori kuwi dadi ketua IPNU kudu didampingi sing tuwek ben gak gladrah n biyayakan” sebuah kalimat yang menunjukkan sayangnya kepada seorang kader.
7. Pak Zaenal Arifin adalah pejuang dan tauladan kita semua. Maka belajarlah dari apa yang sudah dilakukan agar kita bisa mewarisi pemikiran, perkataan dan perbuatan beliau sebagai seorang Pejuang NU sejati
Kita semua merasakan kehilangan dan begitu berartinya seorang Zaenal Arifin dalam percaturan NU Nganjuk. Beliau adalah simbul pejuang dan orang yang patut dijadikan tauladan. Allah memanggil keharibaanNya dengan mudah, sakit sebentar dan akan meninggal masih dalam kebaikan. Semoga Allah memberi tempat terbaik disisiNya.
Kita semua akan mati, namun cobalah merenung, akankah kematian kita akan masih dalam kebaikan dan dalam jalan Allah. Belajarlah memperbaiki diri dari kematian seseorang agar hidupnya lebih hati hati dan selalu dalam ridlo Allah
Harta dan kekuasaan hanya titipan, jika anda tidak menggunakan dengan sebaik baiknya akan menjadi beban besok di akherat. Pergunakan sisa hidup dengan baik, karena yang paling dekat dengan kita adalah kematian !!
Penulis
HM. BASORI, M.Si
Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy
Belum ada komentar