Generasi bangsa ini semakin jauh dari para pejuang dan pendiri bangsa. Generasi muda sekarang hidup dalam kemudahan, semua serba ada dan melihat drama politik yang kurang memberikan pendidikan dalam membentuk jiwa dan fikirannya. Kondisi ini membuat generasi muda berfikir jangka pendek, apatis bahkan hidup sesuai keinginan hati walau melanggar norma.
Kondisi ini terjadi bukan karena sebab, karena pendidikan semakin menjauhkan mereka dari sejarah perjuangan bangsa, rendah pemahaman agama, hilangnya pelajaran sopan santun berbasis kearifan lokal dan semakin sedikitnya tuntunan, pengaruh tehnologi yang terlalu besar dan narkoba yang terus menggerogoti generasi muda.
Semua realita problem tersebut sudah terjadi dan jelas membahayakan eksistensi bangsa kedepan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka generasi muda harus memberi ruang dalam dirinya untuk cinta tanah air dan Jiwa Nasionalisme dalam dirinya antara lain sebagai berikut :
1. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan tentang pendidikan harus melakukan kajian ulang terhadap kurikulum pendidikan dengan mengembalikan porsi pendidikan agama dan kepribadian luhur bangsa untuk lebih ditingkatkan
2. Perubahan kurikulum yang sering terjadi hanya membingungkan guru dan siswa dengan istilah istilah baru, dan sepertinya mengajak siswa lebih dekat dengan kebiasaan berwira usaha sebenarnya dulu pernah ada. Pendekatan Pendidikan dulu ada link and match berarti menghubungkan dunia pendidikan dengan industri kerja. Dengan begitu, terdapat relevansi atau kesinambungan antara penempuh pendidikan vokasi dengan industri yang memerlukan tenaga kerja sesuai dengan keahlian.
3. Sikap cinta tanah air berkaitan dengan wawasan yang dilandasi oleh pemikiran tak kenal maka tak cinta. Maka sejak Dini seorang anak harus ditanamkan bagimana cara mencintai bangsa ini dengan benar. Membangun jiwa memiliki harus dilatih dengan mendengar, melihat dan mempraktekan sebuah nilai perjuangan dan nasionalisme
4. Melakukan upgrading wawasan Kebangsaan pada seluruh warga bangsa, karena kita melihat aparat negara sudah pada lupa kalau memandang Indonesia dengan berbagai macam budaya, suku, pulau dan seluruh kekayaan alam di dalamnya bukan hanya sekedar tahu, namun harus dilakukan dalam pengabdiannya. Realita sekarang aparatur sudah keluar dari nilai mulia tersebut hingga terkesan ikut serta menjual sumber daya alam untuk kepentingan pribadinya
5. Menumbuhkan Rasa cinta tanah air dengan memiliki dan menumbuhkan rasa bangga, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh seriap individu pada negara tempat dimana ia tinggal.
6. Menumbuhkan jiwa sosial dan toleransi terhadap perbedaan agar warga bangsa selalu mencintai tanah airnya
7. Menekan dampak arus globalisasi yang Membahayakan keamanan negara dan bangsa dengan cara bijak berteknologi. Globalisasi yang samgat pesat melunturkan jiwa
8. Kekecewaan generasi muda terhadap kinerja pemerintah memberikan andil besar dalam melunturkan nasionalisme mereka. Maka penyelenggara negara harus memberikan contoh yang baik agar yang muda akan meniru kebaikan dari apa yang dilakukan oleh aparatur sipil negara
9. Hilangnya identitas nasional bangsa Indonesia, dengan Berkembangnya pola hidup hedonis aparatur, lunturnya semangat nasionalisme dan patriotisme, memudarnya sikap gotong royong, dan lunturnya sikap sopan santun, merupakan bahaya terbesar bangsa ini yang menjadi penyokong besar rapuhnya jiwa Nasionalisme
Sebuah pemikiran sederhana untuk mengokohkan jiwa nasionalisme yang sekarang hampir punah. Semua warga bangsa Indonesia disibukkan oleh bagaimana caranya hidup enak hingga lupa kalau negara dan bangsa ini perlu dijaga keselamatanya
Negeri ini butuh kebaikan hati seluruh komponen bangsa, bahwa keserakahan, kesewenang-wenangan dan menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dengan cara yang salah adalah sebuah penjajahan hak warga negara, maka harus dihentikan
Semoga yang membaca mulai menyadari bangsa ini butuh uluran tangan kita semua sebelum semuanya akan kecewa karena anak cucu kita tidak menjadi tuan rumah di negeri sendiri
Selamat HUT RI Ke 79 Tahun 2024
Penulis
HM. Basori M.Si
Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy
Belum ada komentar