Dinamika NU secara organisasi semakin menggembirakan, secara jamaah semakin luar biasa. Itulah realita hari ini. Perkara ada beberapa kader NU yang khilaf itu bukan tanggungjawab organisasi dan tidak ada kaitannya dengan organisasi.

Tidak ada organisasi di Indonesia yang segetol NU dalam membangun kader dan melakukan pendidikan kader. Sebuah ilustrasi, PKD / DTD Ansor se Jawa Timur dalam setahun bisa sampai 100 kali, PKL ansor se Jawa Timur  bisa 50 kali. Itu belum banom NU lainnya seperti IPNU IPPNU, Fatayat, Muslimat dan lainnya. 

Apa yang dilakukan NU dalam kaderisasi jika diuangkan bisa milyaran jumlahnya. Sebuah jumlah yang luar biasa. Maka jika ditanya tentang Nasionalisme dan membela NKRI, NU dan Banomnya nomer satu !! 

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kader NU dan Peran Strategisnya Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia ? Itu yang perlu kita diskusikan bersama di bawah ini, antara lain : 

Pemerintah  Daerah Masih Memandang Kader NU Sebelah Mata 

Sebuah catatan tebal yang harus disadari oleh seluruh pemerintah daerah, ritual musrenbang mulai desa sampai kabupaten masih menggunakan pola lama. Yang di undang hanya mereka yang kroni kroninya saja. Tokoh masyarakat bagi Bappeda adalah mantan pejabat yang dianggap tokoh oleh Bappeda. Dalam kontek ini kader NU tidak ada yang mau berfikir bagaimana ikut berproses dalam perencanaan pembangunan. Maka membagi peran untuk aktif dalam proses pembangunan harus di mulai biar tidak hanya menjadi penonton 

Kader NU Yang Jadi Pejabat

Kader NU banyak yang menjadi pejabat, namun cara berfikirnya sangat sempit dan masih berfikir untuk dirinya sendiri, walau realitanya tidak kaya kaya amat.

Dalam kekuasaan dan jabatan mestinya berbuat banyak untuk kemaslahatan organisasi, namun realita mereka pada jaga gengsi, egois, sok sok an yang nilai plus terhadap warga dan organisasi sangat kecil.

Membangun kesadaran untuk membesarkan NU di manapun berada harus menjadi komitmen. Karena dengan kekuasaan membangun dan membagi kemaslahatan sangat mungkin dilakukan

Profesionalisme dan Kompetensi 

Semakin banyaknya kesempatan untuk kuliah gratis atau mandiri, harus mendorong kader NU mampu bersaing dengan dunia luar dalam segala bidang.

Dunia usaha menjadikan kompetensi sebagai tolok ukur seseorang bisa bekerja pada profesi tertentu. Maka kompetensi dan profesionalitas harus benar benar di miliki oleh seluruh kader Muda NU

 Kaderisasi NU harus bisa menciptakan insan yang memiliki kompetensi tertentu sehingga bisa menempati pekerjaan dan jabatan strategis yang memiliki nilai kemaslahatan yang tinggi 

Politik Bukan Satu Satunya 

Kader NU banyak yang memiliki syahwat politik terlalu besar. Hanya karena menjadi pengurus partai, menjadi tim sukses caleg, sering di undang reses atau sejenisnya, mereka menganggap politik segala galanya.

Bahkan sahabat yang berbeda fatsun politik dianggap sebagai musuh, sungguh terlalu. Maka siapapun anda, harus bisa mulai cerdas dalam memahami politik. Politik bukan satu satunya tempat berjuang, tetapi masih banyak lahan lain yang lebih bermanfaat dan memiliki nilai lebih.

Orang yang masuk ke partai politik bukan lagi belajar politik, tetapi sudah berpolitik. Ibarat sebuah pertarungan, anda menembak atau anda yang di tembak. Ikut partai politik sebagai penggembira tidak memiliki nilai dan manfaat. Namun hanya sebagai kayu bakar dalam proses politik apapun bentuknya 

Nilai Luhur NU Adalah Jiwa Kader NU

Dunia luar memang penuh warna disamping penuh godaan. Suatu saat kader NU pasti akan menghadapi realita hidup yang penuh tantangan dan godaan, apalagi yang konsen dalam politik dan kekuasaan. 

Maka Nilai Luhur NU harus menjadi pedoman dan pegangan agar tidak terjerumus ke jalan yang sesat. Cara berfikir Kader NU sejati memahami dan menjalankan konsep Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah secara utuh dimanapun dia berada. 

Kader NU Yang Melanggar Hukum 

NU adalah sebuah organisasi yang memiliki aturan main dengan jelas. Siapapun bisa bergabung menjadi anggota dan kader. Maka secara organisasi NU tidak akan pernah salah dan tidak bisa disalahkan. 

Kader NU tetap diakui sebagai kader, karena telah melakukan proses kaderisasi sesuai dengan peraturan organisasi. Namun ketika kader NU khilaf dan melanggar hukum, semua kembali pada dirinya sendiri.

Maka pentingnya menjaga muru’ah (kehormatan diri dan harga diri) sebagai kader yang terus berpegang teguh pada nilai perjuangan NU adalah Mutlak adanya. 

NU tetap akan eksis dan selamat selamanya karena yang menjaga NU adalah Allah SWT. Para kader NU yang main main terhadap NU akan kena seleksi alam. Jika mereka kader yang istiqomah dan gigih, maka akan jadi pejuang sejati. Namun jika dia ingkar maka akan menjadi pecundang organisasi, yang semuanya kembali pada dirinya sendiri. 

Kita semua cinta NU dan Ingin di Akui sebagai Santri Mbah Hasyim, maka terus mendekatkan diri kepada Allah sesuai ajaran para masyayih pendiri NU. 

Kita sebagai warga NU hanya bisa berdoa, semoga kader NU yang khilaf dan melanggar hukum segera diberi hidayah oleh Allah SWT. Semoga mereka diberi kesabaran dalam menjalani prosesnya, karena dia yang menanam, maka dia yang harus menuai. 

Sebuah catatan sederhana semoga bisa mencerahkan. Kita semua akan menjalani kehidupan ini sesuai dengan Taqdir Allah, namun dengan doa dan ikhtiar semuanya akan baik baik saja !! 

Penulis 

HM. BASORI, M.Si 

  • Dewan Pembina Instruktur PW Ansor Jatim 
  • Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy


Komentar

    Belum ada komentar

Tinggalkan komentar