Tahapan Pemilukada akan memasuki agenda debat kandidat, dimana masing masing calon akan menyampaikan gagasan yang akan dilakukan jika jadi bupati/wakil bupati lima tahun kedepan. Debat kandidat hakekatnya upaya untuk melihat bagaimana performen seorang calon dan pemikiran pemikiran cerdas yang akan dilakukan ketika jadi.
Namun debat kandidat seperti sebuah ritual pemilu yang harus dilakukan sebagai bukti proses pemilu dilakukan dengan benar dan akuntable. Padahal semua calon sudah melaksanakan gerakan pemenangan yang melebihi acara debat kandidat.
Sebagai bentuk cinta kami sebagai warga masyarakat Nganjuk, kami mencoba untuk memberikan catatan cinta kepada Cabup dan Cawabup terhadap problematikan riil yang ada di Nganjuk yang perlu disikapi secara serius antara lain :
- Masalah birokrasi 1 : problematika birokrasi kita ini masih jauh dari harapan masyarakat, karena perilaku birokrasi masih berpenampilan sebagai juragan dari pada seorang pelayan. Para ASN merasa sebagai masyarakat kelas 1 dibanding masyarakat umum dalam kehidupan sehari hari maupun dalam pelayanan publik. Maka perilaku tersebut harus menjadi agenda penting yang harus dibenahi.
- Masalah birokrasi 2 : Sisi negatif perilaku birokrasi adalah para ASN memahami pekerjaan bukan sebagai kewajiban yang harus dilakukan tanpa embel embel lainnya. Maka dipikiran para ASN yang berorentasi pada managemen Untung ( Golek Bathi ) harus di rubah
- Masalah Birokrasi 3 : penempatan jabatan yang tidak sesuai kompetensi adalah kecelakaan kebijakan publik, maka upayakan untuk mengembalikan penataan pegawai sesuai dengan track dan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki harus segera dilakukan. Budaya jual beli jabatan memiliki peran penting dalam merusak tatanan birokrasi
- Masalah Pembangunan ekonomi : rakyat nganjuk belum mendapatkan intervensi pembangunan ekonomi yang nyata. Maka paket kebijakan pemberdayaan ekonomi perlu dibuat agar rakyat bisa merasakan manfaat adanya pemerintah. Paket aturan tersebut antara lain : 1. Direvisinya perbup tentang bantuan hibah ke masyarakat yang terlalu rumit dan bertele tele 2. Diberikannya stimulan permodalan dan sarana usaha yang lebih besar agar beban masyarakat bisa semakin ringan 3. Memberi kemudahan terhadap sarana produksi agar masyarakat tidak merasakan kesulitan contoh : menata kembali tata niaga pupuk, elpiji, subsidi pertanian yang selama ini menjadi keluhan utama
- Masalah Infrastruktur : 1. Menguapnya anggaran infrastruktur yang besar berpengaruh terhadap kualitas hasil dan panjangnya nilai ekonomis sebuah proyek, maka hal itu harus dirubah 2. Masalah kekeringan menjadi agenda tahunan yang harus segera diselesaikan dengan membangun bendungan atau yang lainnya 3. Masalah intag bendungan semantok yang berakibat tidak bisa terdistribusinya air secara meluas harus segera diselesaikan 4. Pembangunan insfrastruktur harus melihat prioritas dan kemanfaatan agar tidak mubazir 5. Perlunya perluasan ruas jalan yang menyangga wilayah kota agar perluasan perkotaan dan sarana penunjang meningkatnya perekonomian rakyat bisa terwujud 6. Pemerataan pembangunan infrastruktur perlu dilakukan agar seluruh wilayah Nganjuk merasakan kue pembangunan
- Masalah perencanaan dan Litbang : 1. Bappeda harus menjadi lembaga yang mampu mendesain pembangunan secara strategis dan prospektif untuk kemajuan Nganjuk. Selama ini Bapeda hanya menghimpun usulan musrenbang dan reses Anggota DPRD yang sifatnya rutin. 2. Desain tata kota perlu dilakukan secara serius, karena pembangunan kota mampu menyedot pertumbuhan ekonomi, contoh menata ruas jalan imam Bonjol dan veteran, ruas jalan Barito sampai ring road, menata lingkungan kota kertosono, Tanjunganom, berbek, lengkong, rejoso dan Ngronggot 3. Litbang : penelitian dan pengembangan adalah motor yang mampu mempercepat pembangunan. Maka Litbang yang mandul perlu dicarikan person yang memiliki kompetensi yang bagus. Penelitian abal a akan yang bersifat proyek dan ambil untung perlu dihilangkan 4. Visi misi bupati akan di jadikan acuan dalam membuat RPJMD, maka pastikan masalah serius kabupaten Nganjuk masuk dalam misi yang harus diselesaikan. Bapeda jelas akan menggunakan perguruan tinggi untuk membuat dokumen Raperda RPJMD, disamping enak tidak mikir pasti ada kopi kopinya, namun masalah substansial Nganjuk wajib di masukkan. Jangan sampai RPJMD hanya cerita indah untuk menina bobokkan anak kecil yang akan tidur.
- Pengelolaan Pendapatan : 1. Keseriusan dinas penghasil untuk memacu peningkatan pendapatan Asli Daerah hanya isapan jempol. Kemalasan untuk melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi aparatur menjadi masalah utama. Maka keberanian bupati untuk membuat regulasi berupa perbup yang memacu dalam meningkatkan pendapatan harus dilakukan. Jika takut membuat perbup maka potensi PAD akan lenyap, contoh tentang galian C. 2. Kenaikan PBB karena meningkatnya program pendataan dengan Sesmiop memberikan dampak peningkatan pendapatan yang samgat bagus, namun pemerintah daerah harus meningkatkan sosialisasi program tersebut agar masyarakat bisa memahami. Selama ini keluhan meningkatnya nilai pajak tidak ada media yang memberikan sosialisasi dan informasi
- Masalah Pengelolaan Keuangan : 1. Profesionalis pengelolaan keuangan di dalamnya adalah upaya melakukan efiensi anggaran pendapatan dan belanja daerah. Kita melihat pemborosan anggaran pada kegiatan rutin masih terjadi. Maka rasionalisasi anggaran dari sisi anggaran rutin pada makan minum, pemeliharaan gedung dan pemeliharaan kendaraan harus dilakukan. 2. Manajemen pengelolaan aset daerah mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan tidak mengindahkan peraturan perundang undangan, sehingga banyak aset yang tidak terawat dan tidak bisa disewakan pihak ketiga, banyak aset yang rusak padahal nilai ekonomisnya baru beberapa tahun, aset yang hilang karena pengelolaan asetnya tidak benar 3. Bagian perbendaharaan untuk lebih profesional dan cepat dalam pelayanan agar dunia usaha tidak merasa kesulitan dalam perputaran modalnya. 4. Kemampuan APBD kita adalah semua, karena sumber pendapatan dari DAU atau DAK masih dominan, maka kedepan Bupati harus memiliki trik dan strategi untuk mewujudkan kemandirian APBD yang sesungguhnya
Sebuah konstribusi pemikiran untuk Nganjuk ke depan lebih baik. Seorang pejabat politik dan birokrat membangun Kesadaran sebagai pelayanan jauh lebih baik dari pada menjadi berpenampilan sebaga juragan yang sebenarnya salah sesuai dengan prinsip pengelolaan organisasi sektor publik termasuk pemerintah daerah.
Bangun kesadaran untuk mengabdi karena dalam pengabdian ada amal soleh yang kelak akan menemani kita besok di alam kubur dan di hari kiamat. Di Padang mahsyar tidak orang jualan es tebu, es degan, es teh atau es campur. Panas Padang mahsyar bisa ditutupi oleh kebaikan dan amal soleh kita
Penulis
HM. BASORI, M.Si
Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy
Komentar
Belum ada komentar