Di masa kecil kita semua pasti dalam buaian kedua orang tua kita. Bagi seorang ibu, perjuangan yang dilakukan sejak di dalam kandungan sudah membutuhkan perhatian dan perjuangan besar, bahkan ketika melahirkan ada yang harus mengorbankan nyawanya. Begitu juga bapak, karena ingin ibu dan calon anaknya sehat dan tumbuh dengan baik, memenuhi kebutuhan harus berjuang membanting tulang untuk mendapatkan uang. 

Semua pengorbanan yang dilakukan oleh orang tua, seorang anak pasti tidak bisa memberikan imbalan yang sepadan. Jerih payah, beratnya beban ekonomi, bagaimana mengurusnya sejak bayi hingga dewasa bahkan hingga sampai kuliah semua butuh biaya dan Fikiran. Pertanyaannya ? Apakah kita semua pernah berfikir dan berusaha memahami kondisi tersebut, jawabnya tidak. 

Anak zaman modern menganggap apa yang dilakukan orang tua pada anak sebuah kewajiban, sehingga mereka merasa fine fine saja melihat perjuangan orang tua. Kondisi ini menjadi preseden buruk jika dilihat dari kajian Islam tentang hak dan kewajiban anak pada orang tua. Terlalu banyak anak zaman now yang menganggap enteng makna pengabdian pada orang tua. 

Berikut ini beberapa hak dan kewajiban anak kepada orang tua antara lain sebagai berikut : 

1. Menghormati dan Memenuhi Hak-Hak Kedua Orang Tua. 

2. Tidak Berbuat Durhaka kepada orang Tua. 

3. Patuh kepada Kedua Orang Tua dan Mendoakannya. 

4. Berterima Kasih kepada Orang Tua. 

5. Bergaul dengan Santun terhadap Kedua Orang Tua.

Fenomena baru di zaman modern, anak kurang memahami orang tua sebagai orang yang harus dimuliakan dan mulia dihadapan Allah SWT. Maka saatnya generasi muda yang Islami untuk memahami kewajiban dan tanggungjawab anak pada orang tuanya antara lain sebagai berikut : 

1. Birrul walidain. birrul Walidaian adalah berbuat baiknya seorang anak kepada kedua orang tuanya yang telah melahirkan, merawat dan menjaganya. 

2. Ibu adalah sosok yang penuh kasih sayang, pengertian, dan pengorbanan bagi anak-anaknya. Maka ketika sudah besar anak harus bisa mengerti bagaimana membuat sisa hidup ibunya berbahagia

3. Ibu itu bukan pembantu, maka jangan pernah mereka dipekerjakan untuk momong anak kita, memilkirkan kebutuhan anak kita. Ibu sudah berjuang untuk mendidik dan membesarkan kita, maka saat kita dewasa saatnya kita membahagiakannya 

4. Orang tua saat usia senja butuh dimengerti, artinya menjaga hati dan perasaannya dan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengerti itu memberi tanpa mengharap, memberi tanpa diminta dan memahami hati dan perasaannnya bagaimana mereka merasa nyaman dan bahagia memiliki anak yang berbakti. 

5. Ayah / Bapak adalah sosok yang selalu bangga pada pencapaian kita, sekaligus memberikan pandangan kritis yang memotivasi kita untuk terus berkembang. Kasih sayang seorang ayah tidak hanya diukur oleh kehadiran fisiknya, tetapi juga oleh jejak-jejak bimbingan dan nasihatnya yang tertanam dalam hati kita. Maka ketika kita sebagai yang anak sudah dewasa beri perhatian dan kasih sayang pada ayah / bapak kita 

6. Seorang ayah ibarat api dalam gelapnya malam, yang memberikan kehangatan sekaligus perlindungan dan juga sumber cahaya bagi keluarganya. Dalam diam seorang ayah selalu berfikir bagaimana anaknya sukses, dalam diam ayah selalu bertanya bagaimana kondisi anak pada ibunya dan dalam diam dia rindu anaknya kelak akan sukses dan membanggakan. Maka sebagai anak jangan pernah lupa bagaimana engkau membahagiakan ayah / bapakmu.

7. Perintah Allah untuk berbakti pada orang tua sebagaimana tercantum dalam Al Qur’an “Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali" (QS.31:15). Juga dapat dilihat dalam surat 4:36 Jelaslah bahwa Birrul Walidain adalah kewajiban setiap anak dalam kerangka ta'at kepada perintah Allah.

Begitu berartinya orang tua dalam kehidupan kita baik di dunia maupun di akherat. Maka momen Maulud Nabi Muhammad ini kita jadikan tonggak untuk menyadarkan diri kita bahwa berbakti pada orang tua adalah kewajiban. Memuliakan orang tua ketika masih hidup adalah kewajiban. 

Sebagai anak tidak mungkin bisa membalas kebaikan orang tua kita 100 persen, namun jika kita berbuat baik dengan Mengerti bagaimana mereka berbahagia hidupnya, sudah lebih dari cukup. Semoga kita termasuk orang yang bersyukur, karena telah melaksanakan perintah Allah berupa mengabdi pada kedua orang tua kita. 

Penulis 

HM Basori M.Si 

Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, and Advocasy

Komentar

    Belum ada komentar

Tinggalkan komentar