Menjalani hidup yang cerdas sebenarnya sudah ditanamkan oleh orang tua kita sejak kecil. Dengan kesederhanaan hidup anak selalu diajari sejak kecil bagaimana hidup disiplin dan sederhana. Walau hanya dengan bangun tidur membersihkan dan menata tempat tidur adalah sebuah pendidikan disiplin yang sangat luar biasa. Karena kepribadian lahir dari kebiasaan cara berfikir dan bersikap seseorang. 

Demikian juga dengan cara hidup sederhana juga diajarkan sejak kecil, mulai dari makan seadanya tapi bergizi, belajar menabung, belajar membantu urusan rumah bahkan sampai mungkin diajak kerja di sawah atau membantu jualan di rumah. 

Pola pikir mandiri dan tanggungjawab sebenarnya sudah ada sejak kecil, dan bisa tetap terjangkau hingga mungkin SMP atau sederajat. Pertanyaan selanjutnya, mengapa pendidikan disiplin dan kesederhanaan tersebut luntur ?? Ini yang menjadi pemikiran kita bersama, sehingga kita jumpai generasi muda kita yang lebih khusus Sarjana Sarjana kita menjadi orang yang miskin kreatifitas, semangatnya menurun, tidak hidup sederhana dan tidak disiplin ? Berikut catatannya : 

Pertama, Pengaruh lingkungan menjadi salah penyebab generasi muda kita memiliki sikap yang berbeda dengan didikan orang tua ketika kecil. Kebiasaan disiplin, sederhana dalam hidup dan kreatif pelan pelan luntur karena mereka melihat teman atau sahabatnya memiliki kebiasaan yang jelek dalam kehidupan. Kehidupan yang seolah olah enak seperti ; cangkrukan, ngofe, main HP ( medsos, ngeslot, ngegame ) menjadi gaya hidup hidonis tanpa melihat dampak negatifnya. 

Kedua, memanfaatkan tehnologi yang salah menjadi penyebab kedua. Mestinya para pemuda kita bisa menjadikan Tehnologi sebagai senjata untuk mencerdaskan diri, mencari ekonomi dan membuat dirinya mandiri. Sebagian besar anak muda kita termasuk mahasiswa lupa pekerjaan riil yang menghasilkan, kalah dengan hobi yang tidak prospektif. 

Ketiga, Pengembangan Karakter Yang Lemah. Didikan orang tua sejak kecil yang mestinya sebagai pondasi untuk mengembangkan karakter yang kuat dan mandiri tergerus oleh kebiasaan diluar yang salah. Maka pastikan bisa menjaga pengaruh negatif untuk mewujudkan dan mepertahankan karakter yang baik

Keempat, para dosen kita tidak memberikan pendampingan yang baik bagaimana para mahasiswa memiliki refleksi dan evaluasi diri untuk menjadi calon sarjana yang cerdas rasional dan memiliki keahlian. 

Kelima, mahasiswa lebih cenderung kuliah ujian dan lulus. Kebiasaan mahasiswa tersebut tidak mengajarkan seorang mahasiswa berfikir kritis dan analitis, sehingga ketika lulus tidak mampu mengambil keputusan yang tepat bagi dirinya sendiri. 

Keenam, lemahnya kegiatan Extra kampus yang seharusnya menjadi media pembelajaran tambahan bagi mahasiswa untuk belajar ketrampilan, keahlian dan bagaimana bekerja dengan Tim dan kepemimpinan 

Ketujuh, Kemampuan akademik yang lemah. Beberapa masalah utama lulusan perguruan tinggi kita adalah keahlian dan profesionalitas yang dimiliki masih sangat rendah, sehingga kompetensinya tidak bisa diterima oleh dunia usaha. Maka mengembangkan ketrampilan yang relevan dengan bidang Study yang dipelajari sangat penting. Disisi lain kemampuan seorang mahasiswa akan melahirkan kemampuan analisis, kritis dan kreatif. 

Sarjana adalah aset intelektual yang mestinya mampu menjadi inisiator, kreator dan agen perubahan bagi kehidupan. Jika sebagai sarjana tidak mampu menciptakan pekerjaan sendiri atau memiliki kemandirian, maka pendidikan yang dijalaninya sudah gagal. 

Lawan kemalasan dengan semangat, pergunakan ilmu yang anda miliki, pergunakan kecerdasanmu untuk sebuah kreasi, lakukan dari sesuatu yang sederhana tetapi menghasilkan, lawan rasa gengsi dengan sebuah aksi, jadikan sebuah gerakan menjadi sesuatu yang menghasilkan. 

Ketika yang tidak sarjana lebih sukses bukan berarti tidak kuliah itu tidak penting, tetapi bagaimana anda kuliah anda menjadi hebat dan sukses, karena yang tidak kuliah sukses itu karena mau kerja keras dan nasibnya baik. 

Sebuah catatan sederhana untuk mengingatkan para Sarjana yang masih bingung dan menganggur, Kehidupan ini Milikmu, dan Hidup itu Pilihan, maka jangan pernah dirimu akan terlindas oleh waktu. Dunia ini kejam, jika anda tidak berani melawan maka Anda akan ditertawakan oleh waktu !!

Penulis 

HM. BASORI, M.Si 

Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy

Komentar

    Belum ada komentar

Tinggalkan komentar