Salah satu wajib haji yang harus dilakukan oleh jamaah haji adalah melempar jumroh. Perjalanan lempar jumroh begitu asyik dan terkesan karena jutaan manusia secara bersama sama, menyusuri jalan menuju Jamarot (lokasi melempar jumroh). Semua dilakukan hanya semata mata untuk menggapai ridlo Allah.

Dilihat dari segi fisik dan lokasi modifikasi Jamarot semakin memudahkan dan membuat jamaah semakin aman dan nyaman, namun lempar jumroh memiliki makna filosofi yang luar biasa. 7 kerikil yang dilempar merupakan simbol perjuangan manusia untuk membersihkan hati.

Artinya dengan melempar atau membuang sejauh mungkin kecenderungan sifat manusia yang egois, sombong dan keangkuhan yang menyesatkan dan menjerumuskan manusia lain bisa kita hilangkan.

Melempar jumroh adalah melempar batu kerikil pada 3 tiang  yang melambangkan setan dan godaan nafsu yang buruk kita buang jauh jauh. Hidup manusia selalu dihinggapi sifat baik dan buruk yang selalu berlomba dalam diri kita. Melempar jumroh juga memiliki makna menghilangkan sifat toghut dalam diri manusia.

 Sifat thoghut oleh mufassir kontemporer diartikan sebagai sifat melampaui batas sehingga  segala perbuatan yang melampaui batas termasuk bagian dari thaghut baik melampaui batas dalam hal ketuhanan (syirik, sihir, dukun, peramal), kemanusiaan (dzalim, aniaya, segala hal yang menyesatkan, kebathilan, ide-ide sesat, manusia. 

Salah satu contoh sifat thoghut yang dapat kita ambil contoh adalah cerita Qorun dan Bal’am. Untuk qorun semua orang sudah tahu, maka yang kami sampaikan  adalah kisah Bal’am.

Bal’am adalah seorang ulama dan orang alim zaman nabi Musa yang  bergabung dengan penguasa dlolim, padahal dia tahu kalau nabi Musa nabi dan utusan Allah. 

Awalnya Bal’am tidak mau untuk membantu penguasa dlolim tersebut untuk memusuhi Nabi Musa, namun karena rayuan dilakukan melalui istrinya,  bahwa dia akan dikasih jabatan dan harta, akhirnya Bal’am tidak kuasa juga menahan godaan tersebut.

Diakhir cerita karena kesombongan dan tergoda oleh kekuasaan dan harta, Allah mencabut ilmu yang dimiliki oleh Bal’am hingga kebahagian dunia dan akheratnya tidak di dapat. Semoga kita dijauhkan dari sifat Bal’am tersebut. Amin

Terlepas Jamarot (lokasi untuk melempar jumroh) sudah di modifikasi dengan sedemikian rupa untuk memenuhi keamanan dan kenyaman dalam lempar jumroh, tetapi filosofi lempar jumrah tetap memberi arti yang dalam di hati dan Fikiran seluruh jamaah haji. 

Dalam hidup semua harus diperjuangkan, setiap perjuangan butuh kesabaran, kerja keras dan modal. Memperjuangkan hidup menjadi yang lebih baik itu ibadah maupun yang lainnya. Maka kesadaran hati dan Fikiran kita harus selalu kita tata dengan satu niat yaitu lillahi ta’ala atas apa saja yang dilakukan

Tahapan  rukun dan wajib haji tinggal selangkah lagi semoga seluruh jamaah haji diberi kesabaran dan kesehatan agar ringan dalam melanjutkan tahapan berikutnya. 

Seluruh perjalan haji sebagai prasasti bagi seseorang, untuk menjadi manusia yang lebih baik di masa yang akan datang. Kebaikan hidup itu sangat penting karena yang paling dekat dengan kita adalah kematian !!!

Penulis

HM. Basori M.Si 

# Alumni Jamaah Haji Tahun 2008 dan Tahun 2019

# Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocasy

Komentar

    Belum ada komentar

Tinggalkan komentar