Mengutip buku Jejak Sejarah di Dua Tanah Haram, Mina terletak di kawasan Tanah Haram, antara Kota Makkah dan Muzdalifah. Mina berjarak sekitar 7 kilometer dari Masjidil haram. Dalam Al-Qur'an maupun hadits, tidak ada ketentuan mengenai batas-batas wilayah Mina.
Orang Arab biasa menyebut Mina sebagai Muna yang berarti pengharapan dan optimisme. Dinamakan demikian karena menurut suatu riwayat, di lokasi ini Nabi Adam AS mendengar bisikan bahwa ia akan segera bertemu istri tercintanya, Hawa. Bisikan tersebut ia dengar setelah berjalan dari al-Kindi selama 200 tahun.
Mendengar bisikan tersebut, Nabi Adam AS pun semakin bersemangat dan memiliki harapan tinggi untuk bertemu istrinya.
Perjalanan ArMuzNa adalah sebuah perjalan ibadah, perjalanan napak tilas perjuangan nabi adam dan hawa setelah beribu ribu tahun dibuang ke bumi. Melihat sejarah dikeluarkannya Nani Adam ke bumi, hingga bertemu Siti Hawa yang penuh dengan pejuangan, memberikan pelajaran pada kita bahwa kehidupan ini sebuah perjalanan panjang yang melelahkan, penuh tantangan dan memerlukan kekuatan fisik dan doa.
Maka Mabit di Mina memiliki makna bahwa setelah perjuang berat manusia pasti akan berharap dan ber angan memperoleh kesuksesan hidup baik di dunia maupun diakherat. Perjuang Nabi dan Siti Hawa menjadi tauladan seluruh manusia di dunia akan makna kesabaran, perjuangan dan ketaatan kepada Allah.
Selama berada di Mina, jamaah haji dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir, merenung, membaca Al Qur’an untuk mendapatkan ridlo Allah SWT. Hal tersebut sebagaimana firman Allah swt, yang artinya “Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barang siapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya.Dan barang siapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya (QS. al-Baqarah: 203)
Berikut ini catatan sejarah dan hikmah Mabit di Mina dan beberapa tradisi bangsa Arab yang mengilhami Mabit Di Mina :
Berbahagialah umat manusia yang ditaqdirkan oleh Allah SWT untuk melaksanakan ibadah haji, semua rangkaian ibadah haji akan menjadi sebuah prasasti ketaatan manusia pada Allah SWT yang akan merubah sifat serakah, sombong dan lalai dalam untuk beribadah pada Allah.
Makkah dan Madinah adalah rahasia Allah pada umatnya yang dikehendaki, maka siapapun tidak bisa mengelak jika Allah telah mentaqdirkan seseorang untuk kesana.
Kita semua berdoa, semoga Allah memberikan kemudahan Rizqi sehingga kita bisa berangkat ke Makkah untuk berhaji dan umroh. Tiada kebahagiaan tertinggi dalam hidup kecuali seorang hamba ditaqdirkan untuk mengunjungi rumah Allah dan Makam Rosulullah SAW yang tercinta.
Penulis HM Basori M.Si
Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocasy
Belum ada komentar