Kehidupan pesantren salaf tradisional  menekankan pada nilai kesederhanaan, kedisiplinan, dan kekeluargaan. Kehidupan santri sangat sederhana dan berfokus pada pembelajaran kitab kuning secara mendalam.

Pesantren salaf mengedepan riyadloh, tabarukan, menjalani laku sufi masyayih untuk melatih jiwa, sehingga menjadi seorang santri yang ngalim dalam ilmu dan memiliki kekuatan batin yang hebat. 

Konsep pesantren sebagai pusat belajar agama yang berorientasi pada urusan batiniah dan Ilahiyah, laku qonaah dan sufi adalah sebuah keharusan. Agama itu sebuah keyakinan hati yang memerlukan kesadaran pembiasaan sebagai latihan lahir batin sehingga apapun yang dilakukan memiliki nilai Ilahiyah.

Berangkat dari kerangka dasar pendidikan pesantren salaf tersebut, kondisi dunia modern memerlukan strategi khusus untuk menjaga nilai pendidikan pesantren, sehingga membutuhkan rekonstruksi pendidikan pesantren menghadapi dunia modern, antara lain :

Ritual Ilahiyah 

Berbicara belajar di pesantren sangat berbeda dengan belajar di sekolah umum, karena pesantren lebih menekankan amaliyah yang mengandung nilai Ilahiyah, humanis dan tirakat. 

Membentuk pribadi yang utuh, bagaimana keseimbangan lahiriah  dan batiniah, karena pendidikan agama adalah sebuah keyakinan hati akan nilai nilai Ilahiyah.

Santri masa kini dari rumah sudah kecanduan HP, Game online, manja, tidak mandiri atau kebiasaan lainnnya. Maka membiasakan olah lahir batin menjadi sebuah keharusan

Membangun Displin Santri

Membiasakan hidup disiplin adalah kunci keberhasilan santri dalam belajar. Sikap disiplin akan menjadi kepribadian seorang santri sampai dewasa, karena disiplin lahir dari kebiasaan dibawah tekanan terus menerus sehingga terbentuk dalam jiwa raganya. 

Ada sebuah pondok pesantren yang osisnya ketat menertibkan rem sepeda ontel, gurunya mewajibkan santri memiliki tulisan penuh setiap pelajaran, hubungan laki laki perempuan di batasi, pondok menyediakan kitab dengan angsuran dalam membayar. Melahirkan alumni yang kualitas keilmuan bagus dan memiliki disiplin tinggi.

Mendidik Untuk Zuhud 

Pesantren salaf mengedepan riyadloh dan berlaku zuhud sebagai bagian dari proses membentuk karakter santri. Tradisi hidup dalam kesederhanaan akan melahirkan sikap qonaah dan jauh dari perilaku hidup hedonis ( mengejar kenikmatan ). 

Zuhud akan membentuk pribadi dalam hidup sederhana dan menolak sikap materialistis. Santri modern yang datang ke pondok dengan gaya hidup dan cara hidup modern harus di formula ulang agar sikap zuhud bisa tertanam dengan baik

Hubungan Sosial dan Kepemimpinan

Pesantren salah lahir dari perjuangan lahir batin masyayih dengan tirakat dan riyadloh, sehingga masyarakat memberikan penghormatan karena kehebatan dan perjuangannya. 

Karena peran sosial dan kehebatan dalam memimpin masyarakat, para santri memberikan penghormatan dan mentaati kyai dan Ustadz yang ada. Mencari tabaruk dari kyai adalah sebuah kewajiban. Maka ketika sikap sopan dan andap asor yang kadang dicibir oleh orang awam, karena mereka tidak tau bagaimana upaya untuk mendapatkan barokah dari kyai. 

Santri modern mau tidak mau harus belajar bagaimana hormat dan taat kepada kyai sebagai implementasi kepemimpinan dalam kehidupan. Formula kepemimpinan santri dan kyai kelihatan kolot dan tradisional tetapi memiliki kekuatan adab, sopan santun dan etika yang sangat tinggi.

Kecerdasan Yang Menjunjung Tinggi Akhlaq 

Kehidupan pesantren membentuk hidupnya hati yang selalu berpegang pada perintah rosulullah dan Allah SWT. Pesantren tidak hanya membangun kecerdasan pikiran, tetapi juga membangun kecerdasan emosional. 

Pesantren membangun akhlaq sebagai pondasi utama para santri agar ilmu yang tinggi selalu dalam tawadlu dan dalam kesederhanaan. Dunia modern yang menyuguhkan perilaku sekuler dilawan dengan sikap sopan santun dan sederhana. Dunia memang menyuguhkan kenikmatan tetapi kenyamanan dan ketenangan hidup lebih penting dari sekedar mengejar kenikmatan.

Identitas Kultural

Perilaku kehidupan pesantren salaf di desain oleh para masyayih yang ahli tirakat, qonaah, sabar dan memiliki kedekatan pada Allah yang luar biasa. 

Perjuangan para kyai dan masyayih tersebut akhirnya menjadi  identitas kultur yang menjadi trade merk pesantren. Maka para santri dengan latar belakang kehidupan yang berbeda beda ingin mendapat barokah dari masyayih dan kyai agar bisa mengambil tauladan atas amalan dan laku tirakatnya. 

Pesantren Mencetak Santri Mandiri

Santri Mandiri adalah Santri yang  memiliki kemampuan untuk mengurus diri sendiri dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam belajar, beribadah, maupun dalam aktivitas sehari-hari. 

Konsep ini juga mencakup kemampuan santri untuk memiliki jiwa wirausaha, beradaptasi dengan lingkungan, serta mampu berkontribusi bagi masyarakat setelah lulus dari pondok pesantren. 

Dalam sejarah perjalanan bangsa tidak ada santri yang bingung mencari pekerjaan seperti lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Santri di desain untuk mempelajari ketrampilan yang bisa menghasilkan uang. 

Santri Memiliki jiwa wirausaha, keterampilan yang dimiliki menghasilkan pendapatan, dan mampu mengelola keuangan pribadi. Santri memiliki kematangan emosional dan spiritual untuk menghadapi tantangan hidup, sehingga selesai dari pesantren peran sebagai pendidik, pendakwah dan pemberdayaan masyarakat dilakukan. 

Pesantren Melahirkan Pemimpin Bangsa 

Nabi Muhammad SAW disamping sebagai nabi juga sebagai Kholifah (kepala pemerintahan). Peran sebagai kepala pemerintahan dilanjutkan oleh pada sahabat hingga sekarang. Maka pesantren sebagai lembaga pendidikan agama juga tidak lepas dari pendidikan bagaimana mengelola pemerintahan dengan benar.

Pesantren melahirkan tokoh tokoh hebat yang memiliki andil dalam meraih kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan hingga mengisi kemerdekaan. 

Maka pesantren sekarang tetap menjadi idola masyarakat bahwa dengan mondok tidak hanya menjadi ngalim dari sisi agama tetapi juga memiliki keahlian untuk menjadi seorang birokrat atau pejabat.

Peran pesantren Salaf sangat besar dalam pembangunan nasional. Dari pesantren lahir manusia hebat yang memiliki idialisme, patriotisme dan cinta pada tanah air. Santri pesantren adalah sebuah kekuatan besar yang tidak selalu berfikir untung, untung dan untung.

Pesantren adalah soko guru utuhnya NKRI, karena mencintai Indonesia tanpa syarat apapun. Rekonstruksi pendidikan pesantren harus dilakukan.

Pendidikan pesantren salaf kuno memiliki akar tradisi dan ajaran yang kuat, sehingga modernisasi dan globalisasi hanya tambahan ilmu yang memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. 

Sebuah catatan sederhana semoga bermanfaat !! 

Penulis 

HM. BASORI, M.Si 

  • Dewan Pembina Instruktur PW Ansor Jatim 
  • Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy


Komentar

    Belum ada komentar

Tinggalkan komentar