Kehidupan rohani sebenar sesuatu yang sangat penting dalam diri kita, karena hakekat Manusia sebagai Makhluq Allah yang wajib beribadah (mengabdi atau menyembah) itu hadirnya Allah di dalam hati kita secara terus menerus.
Namun kenyataannya hidup kita selalu di dominasi oleh urusan dunia bahkan kadang kadang Allah benar benar lepas dalam hati kita. Bahkan yang sering terjadi perbuatan kita sering menafikan Allah sebagai Sang Pencipta dan menganggap Allah sesuatu yang biasa biasa saja.
Lepasnya Allah sebagai Tuhan dalam diri kita adalah sebuah kerugian yang sangat besar, karena Allah meminta kita untuk selalu untuk mengingat beliau (Allah) di mana saja kita berada.
Urusan Ilahiyah bukan karena masih anak, remaja atau tua. Urusan Ilahiyah adalah urusan pribadi yang melekat pada seseorang karena nanti menyangkut hisab (perhitungan amal) kita besok di akherat.
Maka renungkan mulai hari ini untuk memulai bagaimanapun kondisi kita dan di mana saja kita berada untuk merefresh hati dengan menghadirkan Allah dalam diri kita
Seseorang sering melupakan urusan Allah karena terlalu sibuk untuk memenuhi Kebutuhan hidup yang berat, karena lemahnya pemahaman agama, karena kebiasaan praktek menjalan perintah agama dari kecil tidak pernah dan karena godaan dunia yang sangat besar.
Mikir hidup enak dan nyaman di dunia itu memang penting, tetapi bagaimana mempersiapkan mati kita enak dan sesudah mati juga enak itu jauh lebih penting.
Bagaimana mengelola Allah dalam kehidupan kita agar kita selamat di dunia dan akherat, berikut ini solusinya :
Hidup memang sangat singkat, namun kita selalu lupa singkatnya hidup karena sibuk mengurus kebutuhan dunia. Hanya amal baik kita yang akan menemani kita di akherat, maka jangan pernah lupa untuk berusaha berbuat baik.
Kita memang bukan orang Sufi, Orang Sufi memandang hidup sebagai perjalanan spiritual untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Mereka berusaha untuk memahami dan merasakan kehadiran Tuhan dalam segala aspek kehidupan, baik dalam suka maupun duka.
Tujuan utama hidup bagi Sufi adalah untuk menyatukan diri dengan Tuhan, melepas keterikatan dengan duniawi, dan hidup dengan kesederhanaan serta kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam setiap tindakan.
Maka menjaga keseimbangan dunia akherat harus kita lakukan agar kita tidak rugi baik di dunia maupun di akherat.
Penulis
HM. BASORI, M.Si
Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy
Belum ada komentar