Apa yang diberitakan majalah Tempo tentang keterlibatan Sufmi Dasco Achmad yang juga Wakil Ketua DPR-RI lebih ke pembunuhan karatkter ( character assassination ). Sebagai pejabat publik yang memiliki peran strategis dalam pemerintahan, Sufmi Dasco memang banyak orang merasa kepentingannya terganggu, karena integritas, profesionalitas dan ketegasannya dalam menyikapi setiap problematikan di masyarakat. 

Pemberitaan Majalah Tempo edisi 7-13 April 2025 berjudul 'Tentakel Judi Kamboja' mengaitkan nama Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dengan kegiatan bisnis kasino di Kamboja sangat tendensius dan jauh panggang dari api. 

Dilihat dari sisi jurnalistik, pemberitaan yang tanpa disertai data dan fakta yang kredibel adalah sebuah “penghakiman sepihak”, ‘trial by the press’ dan itu sebuah kecelakaan bagi kerja jurnalistik. 

Majalah Tempo telah melakukan cover both terhadap pemberitaan Sufmi Dasco Ahmad, artinya proses peliputan dan informasi yang dipaparkan Tempo melibatkan dua sudut pandang yang berbeda atau berlawanan. Hal ini jelas tidak benar, seharusnya berita yang disampaikan harus berimbang atau netral. Memberikan tuduhan sebagai pengendali judi online oleh seorang pejabat negara jelas tidak rasional dan tidak masuk akal.

Pemberitaan Tempo atas Sufmi Dasco memiliki tendensi politik yang sangat besar, karena berita tersebut bertujuan merusak nama baik dan kredibilitas Sufmi Dasco sebagai pejabat pemerintah dan orang dekat Pak Prabowo Subianto. 

Atas semua analisis jurnalistik tersebut, maka Pak Sufmi Dasco tidak perlu menggunakan hak jawab atas berita tempo tersebut karena berita tersebut masuk kategori hoax. Kalaupun berita tersebut diklarifikasi maka tidak akan dapat memulihkan kridibiltas dan nama baik yang sudah tercemar. 

Sebagai Media yang memiliki nama besar, Tempo seharus menjaga integritas dan Tanggungjawab terhadap etika jurnalistik, karena apa yang dilakukan Tempo jelas merusak pilar demokrasi. 

Kita semua prihatin atas penulisan berita Majalah Tempo yang sangat tendensius dan bermotif ekonomi tersebut, seluruh rakyat Indonesia harus semakin cerdas dalam mendapatkan informasi jangan sampai menerima informasi yang menyesatkan. Saatnya pilar demokrasi ditegakkan dengan menjunjung tinggi nilai dan etika bangsa Indonesia. 

Penulis 

HM. BASORI, M.Si 

Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy

Komentar

    Belum ada komentar

Tinggalkan komentar