Sebuah rasa bahagia, haru dan sedih selalu menyelimuti hati setiap jamaah haji yang melaksanakan tawaf wada. Sebagai salah satu wajib haji, tawaf wada adalah tawaf, mengelilingi Kakbah 7 kali untuk pamit meninggal masjidil haram. 

Sebagai rumah Allah, Masjidil Haram  memberi arti yang dalam bagi siapa saja yang ditakdirkan untuk mengunjunginya. 

Rasa hati ketika melihat Makkah adalah perasaan yang luar biasa dan kompleks, mencakup berbagai emosi yang kuat dan spiritual. 

Perasaan ini seringkali melibatkan rasa syukur, kerinduan, ketenangan, dan juga air mata. Ketika seseorang melihat Ka'bah, ia merasakan ikatan spiritual yang kuat dengan Allah SWT, bahkan sampai menangis sebagai hasil dari pengalaman spiritual yang luar biasa itu. 

Maka ketika masa tinggal di Makkah selesai dan harus tawaf wada siapa saja akan mengalami gejolak hati dan fikiran rasanya ingin menangis sekuatnya. Siapapun akan merasa kehilangan ketika harus meninggalkan rumah Allah, di mana kemuliaan, ketenangan, kebahagiaan dan berlipat nya pahala ibadah bisa kita dapatkan. 

Namun ada beberapa hal yang dipahami ketika seseorang akan meninggalkan Baitullah setelah berhaji atau umroh, antara lain sebagai berikut : 

  1. Tawaf Wada merupakan kesempatan terakhir bagi jamaah haji untuk beribadah dan menghormati Ka'bah sebelum meninggalkan Makkah. 
  2. Dengan melakukan Tawaf Wada, jamaah haji mengungkapkan rasa cinta dan syukur kepada Allah SWT atas kesempatan beribadah di Makkah. 
  3. Tawaf Wada merupakan ibadah yang menuntun jamaah untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ka'bah sebelum meninggalkan Makkah, menandai perpisahan dengan Baitullah. 
  4. Allah akan mengampuni dosa-dosa yang telah lewat saat melakukan Tawaf Wada. 

Berpisahnya jamaah haji dengan Baitullah adalah sebuah beban rasa hati yang berat, karena akan berakhirnya berbagai kemuliaan dan besarnya pahala amal ibadah yang dilakukan oleh seseorang. 

Tidak ada hadis yang secara spesifik menjanjikan kemudahan untuk kembali ke Baitullah setelah seseorang pernah menunaikan ibadah haji atau umrah. 

Namun, terdapat hadis yang menjelaskan bahwa haji dan umrah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dan memiliki keutamaan, termasuk dihapuskannya dosa dan kemiskinan. 

Tetapi Survey membuktikan, jika seseorang pernah ke Baitullah, Allah memudahkan rizqi seseorang sehingga akan memudahkan seseorang untuk berkunjungan ke Baitullah berkali kali dengan mudah. 

Begitu besar anugerah Allah yang diberikan  kepada siapa saja bisa melaksanakan rukun Islam kelima. Seraya berdoa semoga Allah memberikan kemudahan kepada siapa saja yang membaca catatan ini untuk bisa mengunjungi Makkah Al Mukarromah dan Madinah Al Munawaroh. Amin 

Penulis

HM. Basori M.Si 

# Alumni Jamaah Haji Tahun 2008 dan Tahun 2019

# Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocasy

Komentar

    Belum ada komentar

Tinggalkan komentar