Pesantren tempo dulu, yang sering disebut pesantren salaf atau tradisional, memiliki ciri khas berupa kesederhanaan, kemandirian, dan fokus mendalam pada pembelajaran kitab kuning.
Pesantren menjadi pusat pendidikan, dakwah, dan perjuangan, bahkan pernah menjadi basis perlawanan terhadap penjajah. Maka jika berbicara pesantren memiliki multi makna dan fungsi dalam sejarah panjang bangsa Indonesia.
Santri tempo dulu hidup dalam kesederhanaan dan dituntut untuk mandiri dalam mengurus segala kebutuhan sehari-hari, seperti mencuci pakaian, membersihkan kamar, dan memasak
Kepatuhan kepada kiai dianggap sebagai kunci utama untuk memperoleh keberkahan ilmu. Santri mempercayai bahwa semakin patuh, semakin bermanfaat ilmu yang didapat. Dan hal tersebut benar adanya.
Santri tempo dulu identik dengan karakter kearifan, rendah hati, dan menghormati perbedaan. Mereka memiliki hubungan kekeluargaan yang erat satu sama lain.
Bangunan pesantren zaman dulu dirancang dengan sederhana dan menekankan fungsionalitas, terdiri dari masjid, rumah kiai, asrama santri, dan ruang kelas yang ditata sedemikian rupa untuk mendukung kegiatan belajar.
Tata letak dan desain bangunan mencerminkan hierarki sosial dan spiritual, seperti posisi rumah kiai yang biasanya berada di tengah, dan masjid sebagai pusat kegiatan, demikian juga ruang lain yang memiliki keunikan namun penuh makna.
Selama masa penjajahan, pesantren menjadi pusat perlawanan terhadap kolonialisme. Banyak santri dan kiai yang memimpin perlawanan, seperti dalam peristiwa Resolusi Jihad tahun 1945.
Pesantren adalah sebuah tempat untuk pendidikan karakter melalui pendidikan agama. Pesantren juga berperan penting dalam membentuk karakter, moral, dan mental para santri, yang kemudian akan berkontribusi pada masyarakat.
Pondok pesantren adalah sebuah tempat yang sangat bermakna, sangat berarti, sangat mengesankan dan sebuah prasasti yang menjadi Legasy perjuangan seseorang untuk sukses dan selamat dunia akherat.
Kemuliaan pesantren tidak ada yang pernah meragukan keberadaannya. Kyai dan Masyayih pesantren adalah pejuang sejati, cahaya yang menerangi kegelapan, Tauladan sejati dalam kehidupan, sumber motivasi dan penuntun menuju ilahi Robbi
Wali santri menyerahkan anak mereka dengan niat ikhlas kepada Kiai dan pesantren, serta diharapkan memberikan dukungan emosional dan berpartisipasi dalam pendidikan anak, sementara Kiai berperan sebagai teladan dan pengasuh spiritual yang membimbing santri
Wali santri menyerahkan anaknya kepada kyai dengan sebuah keyakinan hati dan kepercayaan bahwa kyai dan pondok akan membentuk jiwa raga anak menjadi orang hebat yang akan menjadi pejuang pejuang agama Allah di muka bumi.
Kemuliaan Kyai, wali santri dan pesantren tidak memiliki tendensi apapun dalam berjuang pada agama Allah, sehingga kejadian apapun semua adalah Taqdir Allah SWT. Tragedi yang terjadi di Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo adalah musibah yang harus kita fahami bersama dan menjadi pelajaran kita semua yang bersinggungan dengan pondok pesantren.
Kita semua bersedih dan berduka, karena Allah memberikan ujian yang sangat berat kepada para pejuang agama Allah di Ponpes Al Khoziny.
Musibah adalah pesan langit yang harus dijadikan tanbih ( peringatan, nasehat dan pengingat ) bagi siapa saja agar selalu berfikir dan bersikap dengan bijaksana. Siapapun tidak ada yang ingin mendapat musibah, karena doa doa kita selalu memohon yang terbaik dalam menjalani kehidupan.
Pengalaman adalah guru yang utama, maka seluruh kyai dan pondok pesantren dimanapun berada agar menjadikan musibah Ponpes Al Khoziny sebagai ilmu dan pengalaman yang berharga untuk melakukan renovasi gedung pondok maupun madrasah yang dimiliki.
Semua harus berfikir positif, kepala dingin dan berusaha bagaimana Ponpes Al Khoziny akan kembali pulih seperti semula. Semua rindu kebersamaan dengan lantunan ayat suci, sholawat dan lalaran pelajaran salaf.
Pihak yang berwenang untuk melakukan identifikasi dengan mengedepankan fikiran yang positif agar semuanya baik baik saja. Reaksi emosional atas kekecewaan atas kehilangan barus diredam dengan berdoa pada Allah dan memohon ampun, semoga semua korban selalu dalam ridlo Allah SWT.
Seluruh relawan yang berjuang semoga Allah memberikan imbalan berupa kehidupan yang baik dan penuh barokah.
Hanya sebuah cerita hati atas duka Tragedi Ponpes Al Khoziny semoga kondisi Ponpes Al Khoziny akan segera kembali seperti semula. Amin
Penulis
HM. BASORI, M.Si
Belum ada komentar