Dinamika kehidupan modern yang serba uang membawa seseorang pada sebuah fase bahwa hidup itu uang, uang dan uang. Maka tidak heran jika banyak kasus yang terjadi muara akhirnya uang. 

Persaingan hidup di dunia modern memang tidak bisa kita hindari, namun tergerusnya nilai moral, etika dan agama menjadi masalah yang serius. Tradisi kehidupan di keluarga, membiasakan disiplin, jujur, sopan dan apa adanya sudah kalah dengan tuntutan anak bagaimana bisa cerdas dan pinter. 

Disisi lain, anak mengikuti trend yang terjadi diantara mereka dan orang dewasa membawa sebuah kebiasaan yang kurang baik. Padahal untuk menciptakan pribadi yang berintegritas, kebiasaan dan pembiasaan hidup yang baik adalah kunci utama. 

Fenomena yang memprihatinkan tersebut, ketika dewasa seseorang tidak lagi berfikir moral dan etika, namun hidupnya selalu menggunakan prinsip untung ( bathi ). Demi sebuah keuntungan ( untuk mendapatkan uang), mereka merasa bahwa apapun yang dilakukan sah sah saja. Itulah potret kehidupan sekarang. 

Indikator kesuksesan hidup tidak lagi sebuah kecukupan, ketenangan dan rasa nyaman, namun sukses adalah menumpuknya sejumlah harta benda yang dimiliki walau cara memperolehnya tidak benar. 

Pertanyaan selanjutnya ! Apakah kita harus berbohong dan Bujuk ( menipu ) untuk sebuah kesuksesan secara materi dihadapan manusia lain ?? Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Namun kita sama sama tahu, bagaimana seseorang mendapatkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya atau dalam bahasa lain uang dan kesuksesan !

Haruskah demi uang dan kesuksesan kita mesti harus berbohong dan menipu ?? Sebuah kalimat yang muncul karena sebuah fenomena sosial yang sekarang menjadi tradisi di semua lini kehidupan. Sebenarnya sangat memprihatinkan, namun itulah kenyataannya. 

Fenomena sosial untuk sukses dan mendapatkan uang harus dengan berbohong dan menipu adalah penyakit yang datang karena tradisi yang salah dalam keluarga maupun lingkungan, disamping lemahnya pembiasaan beragama. 

Agama dipahami sebagai ilmu pengetahuan bukan kebiasaan mulia yang tertanam dari kecil. Disisi lain tradisi luhur yang mencerminkan etika dan kepribadian para sesepuh kita diabaikan dengan bahasa kuno. Dua hal tersebut yang memberikan konstribusi besar dalam melahirkan kebohongan dan menipu dalam menuju kesuksesan dan untuk mendapatkan uang. 

Kehidupan modern minim tauladan terlalu banyak ceramah, sehingga membiasakan diri untuk melakukan sesuatu yang baik menjadi sangat berat. Maka saatnya kita untuk memperbaiki kondisi ini dengan sungguh sungguh agar lahir kader masa depan yang amanah dan mengedepankan kejujuran. 

Berbohong dan menipu bukan ajaran Rosulullah. Tidak ada alasan yang membenarkan dua hal tersebut untuk kita lakukan dalam memperoleh uang maupun kesuksesan. Terus berjuang untuk generasi masa depan yang baik agar dunia tetap lestari.

Sifat bohong dan menipu memiliki andil besar dalam rusaknya tatanan kehidupan dan kelangsungan dunia ini. Saatnya semua sadar dan sama sama berusaha untuk kehidupan yang lebih baik.

Catatan ini bukan memvonis dan menjustifikasi keadaan, namun memaparkan sebuah fenomena sosial yang harus kita sadari bersama dan berusaha memperbaiki mulai dari keluarga kita. 

Buat yang merasa berbohong dan menipu untuk kepentingan pribadi dan mendapatkan uang semoga sadar. Karena besok di akherat yang bersaksi adalah tubuh kita dihadapan Allah. Perbaiki diri dan keluarga agar selamat dari siksa api neraka !! 

Penulis 

HM. BASORI, M.Si 

Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocacy

Komentar

    Belum ada komentar

Tinggalkan komentar